Hasanuddin memegang gelar Sultan di Kerajaan Gowa dan merupakan salah satu pemimpin Bugis yang paling berpengaruh pada masanya. Dikenal sebagai seorang tokoh yang cerdas, bijaksana, dan berani, Hasanuddin mampu menggalang dukungan luas dari rakyat Sulawesi Selatan untuk melawan nagahijau388 Belanda yang berusaha menguasai wilayah tersebut.
Perang yang dipimpin oleh Sultan Hasanuddin, dikenal sebagai Perang Makassar, berlangsung dari tahun 1666 hingga 1669 dan merupakan periode perlawanan sengit melawan tentara Belanda yang jauh lebih besar dan lebih bersenjata. Meskipun terbatas dalam persenjataan, Hasanuddin dan pasukannya mampu melancarkan serangan balasan yang efektif dan mempertahankan wilayah Bugis dari pendudukan kolonial.
Keberanian dan kegigihan Sultan Hasanuddin dalam melawan penjajah Belanda memberikan inspirasi bagi rakyat Sulawesi Selatan dan bangsa Indonesia secara keseluruhan. Meskipun akhirnya terpaksa menyerah kepada Belanda dan diasingkan ke Jawa, Hasanuddin tetap diingat sebagai simbol perlawanan dan patriotisme yang luar biasa.
Warisan perjuangan Sultan Hasanuddin terus dihormati melalui berbagai bentuk penghormatan dan peringatan dalam sejarah Indonesia. Monumen, makam, dan perayaan atas jasanya terus diabadikan sebagai pengingat akan perjuangan heroik seorang Sultan yang rela berkorban demi kebebasan dan kedaulatan bangsanya. Hasanuddin menjadi contoh bagi generasi penerus dalam mempertahankan nilai-nilai keberanian, keteguhan, dan semangat juang dalam meraih kemerdekaan dan keadilan.